Konservasi reservat alami

Perikanan tangkap masih menjadi andalan di kawasan rawa lebak sekabupaten oki. Dipanen setahun sekali dengan skema lelang lebak lebung. Desa bangsal dan INAgri menetapkan satu Lebak yang tidak boleh dipanen. Khusus untuk suaka. Reservat alami pembiakan spesies rawa lebak.

Desain-tanpa-judul-9

Rawa lebak desa Bangsal merupakan habitat bagi keaneka-ragaman (biodiversity) jenis ikan.

Beberapa jenis ikan di antaranya, memiliki nilai konservasi maupun nilai ekonomis tinggi. Belida, putak. betutu, gabus, toman, baung, lais, lampam, sepat, sepat siam, jelawat, betok, dan seluang.

Pada masa lalu, setiap bagian lebak menjadi obyek lelamg lebak lebung dan boleh dikuasai oleh pemenang lelang atau pengemin. Proses penangkapan ikan di setiap obyek lelang belakangan mulai dikuatirkan akan menurunkan kelestarian ikan khas ekosistem rawa lebak. Baik dalam keragaman, maupun jumlah.

Berdasarkan pemikian ini, Pemerintah Desa Bangsal bersama INAgri, menginisiasi sebuah kawasan reservat alami untuk perikanan.

Reservat atau suaka perikanan merupakan suatu ekosistem perairan yang memiliki daerah yang terbatas, di mana semua kegiatan penangkapan biota perairan dengan cara apapun, kapanpun dan oleh siapapun, dilarang, karena memiliki fungsi sebagai tempat pelestarian ikan-ikan endemik yang langka (atau hampir punah) dan beberapa spesies yang dilindungi keberadaannya.

Untuk mewujudkan resevat perikanan ini, dilakukan pengusulan pelepasan “Teluk Terate” dari daftar obyek lelang lebak lebung. Perencanaan ini juga dimuat dalam rencana tata ruang desa Bangsal.

Kawasan yang ditetapkan sebagai reservat alami ini juga berada dalam jalur penggembalaan kerbau rawa. Kotoran yang ditaruh di punggung ternak khas desa Bangsal ini sebagian akan larut ketika berenang menyeberangi kawasan. Feses kerbau rawa akan menambah unsur hara di perairan. Menyuburkan aneka plankton yang berguna sebagai pakan alami jenis-jenis ikan yang ada di kawasan reservat ini.

keberadaan reservat ini tidak sekadar dimaksudkan untuk melestarikan keanekaragaman jenis ikan, tetapi menjamin berlangsungnya usaha perikanan berkelanjutan, dan menjaga keterpenuhan kebutuhan protein hewani utama bagi penduduk desa mungil di tengah rawa ini.

Untuk pengembangan reservat perikanan desa Bangsal, masih diperlukan sejumlah penelitian yang dianggap relevan. Terutama, pada teknik konservasi dan teknik budidaya jenis ikan yang belum banyak dikembangkan.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *